Pages

Tuesday, December 23, 2014

Legalisir Ijasah dan Transikp Nilai di PENS dulunya pake ITS

Alhamdulillah saya lulus test CPNS tahun ini (Red:2014), maka pastilah kita melalui tahap pemberkasan dimana syarat yang diminta adalah legarisir Ijasah dan Transkip Nilai. Kebetulan saya kuliah di PENS dimana direktur yang harus menandatangani legalisirnya (Biasanya kalau legalisir pasti pembantu diretur 1).

Datanglah ke PENS ngomongnya gimana ya... minta legalisir untuk tanda tangan Direktur. Soalnya pengalaman saya membaca di forum Kaskus kebanyakan mengalami kendala dalam meminta legalisir ke pejabat yang lebih tinggi misal rektor atau direktur.
akhirnya saya datang ke bidang Kemahasiswaan,

Pegawai : siang mas, ada yang bisa dibantu?
Saya : iya, mau legalisir ijasah mbak
Pegawai : oh silahkan duduk dulu mas (sambil ngecek-ngecek berkas saya mengeluarkan
fotokopian ijasah dan transkip)
Pegawai : bisa saya lihat mas.
Saya : oh ini mbak.
Pegawai : (sambil mencocokan di database kayaknya, setelah itu mengeprint tanda terima).
Saya : mbak biasanya yang menandatangani legalisir siapa ya?
Pegawai : Pembantu direktur 1 mas, kenapa mas? masnya maunya direktur ta? Buat
Pemberkasan CPNS ya?
saya : oh iya mbak, he he he
Pegawai : oh kalau gitu tinggalin no telepon, jadi ini saya requestkan ke direktur kalau gitu,
terus diambil setelah tiga hari ya mas.

Seneng deh pelayanannya, "maaf saya potong percakapannya sampai sini". Intinya ternyata di Kampus tercinta saya, proses permohonan legalisir ke direktur sangat mudah dan tidak berbelit-belit.

Thursday, November 13, 2014

Tanjung Selor, Peradaban Sungai Pertama yang Saya Lihat

Bermula dari kabar pemerkaran sebuah provinsi baru yang terbentuk didaratan kalimantan pada tahun 2012, merupakan awal perkenalan saya dengan daerah yang disebut sebagai "Kota Ibadah". Kota dimana mayoritas yang saya lihat masih mempunyai hutan hijau dengan sungai yang membentang besar dan gagah. Daerah dimana aktifitas pemerintahannya masih terpusat oleh bagaimana cara mempercantik sungai Kayan yang merupakan akses vital menuju kota Tarakan dan daerah sekitar selain bisa ditempuh via burung besi. Daerah dimana aktivitas penduduknya masih berjalan dengan lambat tidak seperti kota Surabaya dengan segala hiru pikuknya. 

Kota yang sangat bersahabat bagi kaum pendatang seperti saya, itu kesan saya pertama kali menginjakan kaki ke daerah dengan ayam yang besar ha ha ha. Kenapa saya sangat mengidentikkan kota Tanjung Selor dengan ayam yang besar, hm.... dikarenakan potongan ayam dan/atau memang ayamnya besar. Saya bisa bandingkan paha ayam yang ada di Tanjung Selor 1.5 lebih besar dari pada paha ayam di jawa, serta porsi untuk yang lain juga jumbo mungkin ini juga yang membuat harga juga berbanding lurus :). Terbersit dipikiran saya, "Seharusnya dengan asupan protein yang begitu besar orang-orang disini harusnya berbadan besar-besar seperti orang asing". Tetapi kenyataannya tidak sesuai yang didapatkan oleh penglihatan saya. Dari telisik mengenai ayam yang begitu besar ternyata saya mendapatkan info bahwa ayam-ayam yang saya konsumsi dengan ukuran jumbo ini berasal dari negeri seberang yaitu Malaysia tepatnya di kota Tawau. Lagi-lagi terbersit dalam pikiran saya, "Hm... satu langkah lagi kita tertinggal dengan negeri seberang :(".

Kota dimana suku-suku lokal dengan suku pendatang dapat hidup dengan damai, penuh dengan kearifan dan tidak individualis. Saya berani bilang seperti itu karena memang mengalaminya sendiri. ketika itu saya terburu-buru untuk pergi kesuatu tempat dan tidak adan bemo yang lewat dikarenakan BBM di Tanjung Selor langka, tiba-tiba ada seorang ibu separuh baya dengan membawa anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar menawarkan untuk menaiki sepada montornya dan mengantarkan saya ke tempat tujuan yang saya inginkan meskipun tepat yang saya tuju berbeda dengan tujuan si ibu tersebut.
semoga saya diberi kesempatan hidup di sana :)

Monday, October 20, 2014

Sudah... Saya Ikhlaskan :)

Mungkin ini adalah cara yang di Atas menjawab pertanyaan/permintaan saya, hari in saya sudah memantapkannya. :)

Friday, October 10, 2014

Cletukan Mendiang Nenek

Tiba-tiba saya teringat cletukan mendiang almarhum nenek saya :
yo... Gusti.... kenek eri koyok ngene loro ne wes ora ketulungan, mendahe mlebu neroko.
bagi yang tidak tahu bahasa jawa saya translate ke bahasa indonesia :
ya... Allah.... Terkena duri seperti begini sakitnya sudah tidak tahan, bagaimana kalau masuk neraka.
Tidak tahu kenapa saya sering teringat cletukan tersebut bahkan sangat jelas tergambar dari mulai raut muka pada waktu mengatakan celetukan tersebut.
Memang benar ingatan dimasa kecil itu lebih tajam dan kemungkinan akan muncul secara tiba-tiba ketika kita sudah dewasa akan sangat besar, contohnya seperti kasus saya.
Makanya bagi yang punya anak kecil buatlah ingatan yang baik untuk mereka. Karena trauma yang dialami ketika kecil mungkin akan muncul secara tiba-tiba pada waktu dewasa.
Satu hal yang membuat saya penasaran, kenapa saya bisa mengingat peristiwa itu, bahkan sudah terjadi begitu lama ketika saya masih berumur 7 tahun. Apa yang membuat istimewa ingatan tersebut? Trauma? tapi trauma apa? atau alasan lain?

Thursday, October 2, 2014

Sebenarnya Salahnya Apa sih ?


Pernah nggak sih kalian merasa tidak suka pada seseorang, padahal orang tersebut tidak melakukan hal yang merugikan kamu? dan juga tidak pernah melakukan hal negatif terhadap kamu?
Saya merasa kasihan ketika hal itu terjadi didepan mata saya, dan namanya juga saya hanya sebagai bawahan biasa jadi saya hanya bisa melihat, mendengar dan ikut tertawa. Saya juga bukan orang dengan tipe menentang arus, itulah makanya saya itu terkadang merasa malu karena tidak bisa berbuat apa-apa atau tidak mau berbuat apa-apa. ya... ujung-ujungnya nulis di blog ini.
Setidaknya saya harap orang tersebut tidak merasa terganggu dengan hal itu

Thursday, September 18, 2014

Perlakukan Orang Secara Wajar


Berlebih-lebihan memang tidak disarankan di agama saya (dalam segala hal), maka perlakukanlah seseorang dengan sewajarnya nanti jika perlakuan itu berkurang maka tidak ada yang merasa di bedakan. Logikanya ketika tangan direndam dalam air hangat terus dicelupkan ke air yang lebih panas maka kita tidak akan terkejut karena tangan kita sudah terbiasa, akan tetapi jika tangan direndam dengan air yang biasa terlebih dahulu kemudian direndam air panas maka rasa panasnya akan berbeda dari sebelumnya dan akan terasa lebih panas.
Sama halnya ketika kita memperlakukan orang, jika perilaku kita berlebihan maka seseorang yang menerima perilaku itu akan merasa terbiasa dengan hal itu maka jika hal itu berkurang maka akan terasa perbedaan.

Wednesday, September 17, 2014

Trenyuh Melihatnya

2 hari yang lalu ketika saya sedang berjalan menuju tempat makan siang dimana letaknya berada 2 blok bangunan di sebelah kiri dari kantor, pandangan saya langsung tertuju kepada seseorang dengan usia sekitar 60-70 tahun dengan kulit hitam penuh kerutan, kurus memakai topi ala koboi bengan baju kemeja lusuh dan celana pendek robek tanpa alas kaki. Duduk di pinggir kantin dengan disamping terlihat dagangan krupuk sambil nenghitung uang selembar demi selembar pecahan ribuan dan 2 ribuan. 
Kadang melihat pemandangan seperti itu membuat saya bersyukur tentang apa yang telah saya dapatkan sekarang ini. Ingin membantu tapi ya kok malu... ternyata rasa malu saya lebih besar dari pada keinginan membantu beliau dengan cara membeli kerupuk yang di jualnya. Sehingga saya hanya bisa memandangi dan lewat begitu saja ke tempat makan siang. 
Sering kali saya melihat hal begitu, pikiran saya selalu berkecamuk, orang setua itu masih bisa bertahan untuk bekerja tanpa harus minta-minta dan coba bandingkan pengemis muda dengan badan masih bisa bekerja eh..... tapi hanya mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Bukannya saya anti terhadap pengemis tapi seharusnya bagi kita yang masih muda hendaknya lebih bisa produktif, malukan dengan bapak yang saya ceritakan. Di masa tuanya tetap kekeh hidup tanpa harus minta-minta. Dan setidaknya beliau masih memelihara budaya malunya dengan mengesampingkan faktor-faktor lain. Kadang saya merasa dapat teguran dari yang di Atas. hey... mas bro... lihat tuh orang itu... seharusnya kamu bersyukur apa yang kamu dapatkan sekarang.

Ini saya kasih foto yang dapat dari internet soalnya admin tidak berani ambil foto beliau. Sebagai renungan saja.




 

Semangat Seorang Anak Magang

Menyambung tulisan terdahulu tentang kerja ikhlas, hari ini saya bertemu siswa magang dari sebuah SMK. Kebetulan yang magang ini seorang cewek, tidak tahu kenapa akhirnya saya sering mengamati perilaku siswi ini he he he...., saya melihat bagaimana siswi ini magang alias mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, anehnya mereka itu selalu ceria apalagi jika mendapat pekerjaan mengantarkan dokumen, kesannya mereka dapat kepercayaan dan harus melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan benar, aura bekerja tanpa pamrih tanpa di bayar dan selalu semangat mengerjakan suatu pekerjaan sangat sulit saya lihat atau temukan jika umur kita sudah beranjak dewasa (sebenernya apa ya yang dipikirkan?), memang tidak dapat disamaratakan tapi setidaknya memberi gambaran bahwa berfikirlah simpel tanpa pamrih seperti anak magang tersebut maka pekerjaan yang kita lakukan akan menjadi lebih menyenangkan tentunya dengan rasa ikhlas.

NB : penulis hanya melakukan pengamatan dari luar tanpa ada wawancara (spekulasi)

Thursday, September 4, 2014

Bekerjalah dengan Ikhlas!


Dulu waktu saya pertama bekerja begitu banyak hal yang dikerjakan, dalam hati selalu berpikir "Kenapa pekerjaan saya selalu bertumpuk sementara temen disamping saya tidak sebanyak saya ?". Dan ketika hal tersebut berbalik, yaitu pekerjaan saya lebih sedikit bahkan hampir tidak ada, tapi teman saya sangat banyak... hm... tapi kenapa saya masih berpikir lebih enak kalau ada pekerjaan yang bisa dikerjakan.
Maka bekerjalah secara ikhlas maka semua pekerjaan akan menyenangkan baik itu berat, banyak, ringan atau mudah. Itu point yang saya dapat selama ini. Bekerjalah dengan Ikhlas.

Wednesday, September 3, 2014

Sisi Pantang Menyerah lulusan D4

Hari ini saya pergi kesalah satu dinas untuk kepeluan ISO 270001. Sambil menunggu orang yang saya cari, akhirnya duduk di lobi sambil membaca brosur, ya namanya kuping kan nggak bisa dicegah untuk mendengar obrolan dari beberapa staff disana :p. Ternyata akan ada acara rekruitment pegawai baru dinas sana. Apa hubungannya dengan D4 dan pantang menyerah. Perlu kalian tau program D4 merupakan program pemerintah dimana program ini setara dengan S1 tapi lebih menitik beratkan pada kemampuan skill alias praktek, bagi kami D4 itu sendiri merupakan hal baru dan masih banyak yang belum tahu apa sebeneranya D4 atau D4 itu sebenarnya ada.
Dari awal muncul D4 itu sendiri banyak kemententerian masih belum menerima tapi untuk swasta kebanyakan sudah menerima bahwa D4 itu setara dengan S1. Tapi dari berjalannya waktu, D4 bisa dikatakan mulai diterima diberbagai kementerian (hanya butuh waktu). Nah kembali ke cerita sebelumnya ternyata disana ada alumni D4 di dinas tersebut. Betapa gigihnya beliau mengenalkan D4 di dinas sana.