Kebenaran yang perlu dipertanyakan ?

Kemaren siang saya bersama teman sekantor bincang-bincang ringan, berdebat masalah sejarah wali songo, dari dulu memang saya masih meragukan kebenaran sejarah apapun itu, jadi kalau bilang melalui sejarah kita yakin benar akan sesuatu, pasti saya akan mendebatnya, yang saya yakini sejarah adalah suatu kemungkinan (kemungkinan itu benar, atau kemungkinan itu salah). Perdebatan kita ternyata melebar jauh dari core yang sudah ditentukan, sampai teman saya bilang sesuatu yang membuat saya agak terkejut. Memang cerita ini agak sensitif tapi saya berharap ini sebagai renungan saja. Ternyata teman menyeletuk "Saya merupakan golongan(dirubah tanpa mengurangi makna) yang tersakiti", waduh... ada apa ini? (dalam pikaran saya). Setelah saya menerima penjelasan akan kelompok tertentu (tentunya dari teman saya itu) yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat dimedia. Seolah saya mendapatkan informasi yang sama sekali berbeda dengan apa yang saya dapatkan di media. Memang kebenaran sesuatu itu suatu kemungkinan (mungkin yang kita itu benar atau mungkin yang kita dengar itu salah).

Bhineka tunggal ika vs Rasis ?

Baru kepikiran mau nulis ini, ketika habis sholat maghrib... tiba-tiba temen kerja buka omongan masalah... mudik, lebaran dan yang berkaitan dengan itu. Secara tidak sadar kita membicarakan kebiasaan, tingkah laku, kesan yang muncul ketika mendengar salah satu suku... nah baru sadar dan terngeiang-ngiang terus… ketika kita bercerita seperti suku B ini tabiatnya seperti ini, apakah ini termasuk rasis? 

Ngapain Nonton Badminton yang nggak ada Indonesianya?

Nah pertanyaan diatas selalu terlontar ketika saya berusaha live streaming buat menonton pertandingan bulutangkis. "Aneh lu nonton bulutangkis yang nggak ada Indonesianya!!!". Weleh kenapa ya...? anehkah jika saya menonton pertandingan bulutangkis misal.... jepang vs korea. Ya nggak habis pikir aja kenapa mereka menyakan hal itu, tidak kah mereka berpikir ketika mereka melihat pertandingan sepak bola misal liga Italy dll lah…. Apa yang mereka lihat…? Itu yang saya rasakan juga. 

Bagamaina Caranya Gemuk ?

Sudah berapa kali saya mencoba untuk program penggemukan badan tapi tetap saja badan segini-gini juga. Bisa dibilang seperti gelombang, ada kalanya gelombang itu besar tapi ada kalanya gelombang itu kecil, landai dan jarang.

Memang perlu sabar dalam hal program penggembukan. Bulan ini program penggemukan badan berjalan lagi, semoga program ini tidak berhenti di tengah jalan seperti sebelum-belumnya. Bisa dibilang aneh juga saya termasuk orang yang memang tidak suka daging, makan laut dan cemilan yang berat-berat, tapi malah suka dengan namanya sayur, buah dan sebangsanya. Nah sekarang pola makan dirubah menjadi makanan yang tidak egois (kalau bisa dibilang seperti itu) dengan mengalokasikan makanan yang seimbang dan olangraga yang cukup. Semoga progam penggemukan badan ini berjalan lancer dan ada hasilnya (sedikit hopeless..) target 5 kg dulu lah….

Wallflower

Sebenernya habis nonton film yang setema dengan judul postingan diatas, "a perks of being a wallflower". ada hal yang saya perhatikan dari film ini yaitu tokoh utama yang membuat saya melihat seseorang seperti itu di kehidupan nyata.... sudah jelas itu "saya". Terus dengan membayangkan masa lalu, dari mana ya... sifat ini datang???

Memang dari sekolah saya lebih terkenal sebagai anak pendiam dan lebih suka sendiri tapi perlu diketahui bawah ketika sudah mengenal maka akan begitu jelas perbedaannya… tidak lagi seperti kesan pertama.

Semakin lama dan lama sampai dewasa, baru menyadari teman yang benar-teman teman itu bisa dihitung jari. Apakah menjalin persahabatan itu susah bagi orang yang seperti “wallflower” ?, tidak semudah mencari temen yang ada pada film yang saya tulis sebelumnya. Menjalin teman itu apakah merupakan pilihan ?

 Nanti saya share link downloadnya ditungg .... :)