Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menggelar dialog
publik dengan tajuk Optimalisasi Manfaat Tayangan Religi dan
Perlindungan Anak Berkaca Dari Program Ramadan, untuk membuat
rekomendasi dari hasil evaluasi tayangan televisi selama ramadan.
Acara yang digelar di Gedung Bapeten Jakarta Pusat Selasa (28/08/2012)
menghadirkan narasumber yang hadir yakni Ibnu Hamad dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, Elly Risman, psikolog anak, Sinansari Ecip
dari MUI, dan Nina Armando komisioner KPI Pusat. KPI merilis semua hasil
pemantauan selama ramadan di depan perwakilan media yang diundang.
Dari data KPI, ada 565 pengaduan publik dari masyarakat selama Ramadan.
Dari semua pengaduan, 100 di antaranya merupakan pengaduan acara khusus
Ramadan. KPI juga menjatuhkan sanksi kepada tujuh acara televisi.
"Dari tujuh acara tersebut, enam merupakan acara komedi yang mendapat
teguran, enam acaranya merupakan komedi. Karena itu acara ramadan
menjadi konsentrasi kami," ujar Nina.
Program yang mendapat dua kali sanksi, Waktunya Kita Sahur, Kampung
Sahur Bejo dan Pesbukers. "Jumlah penonton anak-anak saat sahur dan buka
puasa itu meningkat enam kali lipat saat ramadan. Tentu ini menjadi
konsentrasi kami. Kebanyakan acara disiarkan live. Padahal siaran
langsung itu rawan sekali pelanggaran. Karena itu kami berharap ramadan
tahun depan tayangan live ditiadakan. Kalau rekaman bisa diedit dengan
ketat," harapnya. (kpl/uji/sjw)
*http://id.omg.yahoo.com/news/kpi-sarankan-siaran-langsung-ramadan-ditiadakan-220500070.html
No comments :
Post a Comment