Pages

Thursday, September 20, 2007

Kwh Meter Prabayar tanpa Bawa Kartu

Pemakaian Listrik Lebih Terkontrol, Tidak Perlu Bayar Tiap Bulan
Listrik adalah kebutuhan utama setiap rumah tangga. Dengan energi listrik, banyak aktivitas yang terselesaikan. Tapi, kita juga harus pandai mengatur pengeluaran untuk daya pemakaiannya.

Karena itu, PT PLN (persero) meluncurkan produk Meter Prabayar. Yakni, produk layanan yang memberikan pilihan kepada pelanggan untuk berlangganan energi listrik dengan sistem kartu prabayar melalui isi ulang.

Prinsip kerjanya hampir sama dengan kartu prabayar milik telepon seluler. Kartu isi ulang itu dibawa ke loket PLN untuk diisi dengan nilai nominal energi listrik (berupa nominal kwh atau nominal uang) sejumlah energi listrik yang akan dipakai. Dengan begitu, pengeluaran lebih terkontrol.

Tapi, menurut Hermawan Rahman Sholeh, penggunaan kartu isi ulang itu masih cukup merepotkan karena mengharuskan pelanggan datang langsung dan membawa kartunya ke loket.

"Karena itu, kami mengembangkannya. Jadi, pelanggan tidak perlu membawa kartunya, cukup membawa sejumlah uang. Dengan begitu, secara tidak langsung, sejumlah kwh yang dibeli akan langsung dikirim melalui jala-jala listrik," jelas pelajar Unibraw itu.

Bersama Wijaya Kusuma, dia membuat kwh meter tanpa kartu. Alat itu terdiri atas dua unit, yaitu central unit dan unit penghitung. Unit sentral diletakkan di pos pusat (PLN) sebagai penyimpan data, sedangkan unit penghitung di rumah-rumah pelanggan untuk menghitung pemakaian energi listrik.

Pelanggan cukup membawa sejumlah uang ke PLN. Kemudian, unit sentral data mengirim nominal kwh yang dibeli pelanggan melalui jala-jala listrik. Nominal kwh yang terkirim diterima dan disimpan oleh unit penghitung.

Nominal kwh akan berkurang sesuai dengan pemakaian energi listrik. Nominal sisa bisa dilihat di display kwh meter. Saat nominal kwh akan habis, lampu indikator menyala.

Ketika nominal habis, aliran listrik terputus secara otomatis. Dalam periode tertentu, pos pusat dapat memantau sisa kwh seorang pelanggan. Data itu disimpan dalam database di pos pusat. Apabila ingin mendapatkan listrik, pelanggan cukup membelinya lagi ke pusat.

Menurut Hermawan, alat itu masih belum cukup. "Kami masih mikir lagi cara pelanggan dapat membeli kwh tanpa harus datang ke central post," katanya. Program itu akan dikembangkan agar pelanggan dapat membeli via SMS atau debit/credit card. "Biar lebih efisien dan keren," ujarnya. (dey)


No comments :